Minggu Ketiga di Jerman (AFS Indonesia - Jerman 2016/2017)

1

Minggu ini diawali sama host family-ku yang pergi ke suatu acara tanpa ngajak aku karena aku nggak ada di daftar RSVP.

Sebelum pergi, mereka ngomong, "Rani, kamu masak makan siang sendiri, ya. Pakai aja bahan-bahan di kulkas."

Perlu kalian tahu, selama di Jerman, cooking skill-ku meningkat drastis. Aku udah bisa ngupas kentang, ngupas wortel, nyincang bawang bombai, ngerebus nasi, ngerebus telur, dan ngaduk saus. Hebat, kan.

Makanya, aku semangat, dong. Yes, bisa nyobain masak makanan Indonesia! (nggaya).

Tapi masak apa, ya?

Setelah bongkar-bongkar kulkas, akhirnya aku nemuin dua butir telur, tiga butir kentang, dan seplastik bumbu pecel instan yang kubawa dari Indonesia. Aku yang jenius ini akhirnya kepikiran, aha! Masak siomay aja, tapi cuma pakai kentang, telur, dan saus pecel! (INI MAH BUKAN SIOMAY).

Ekspektasi (sumber: menuharian.com)

Langkah pertama: Buat saus pecel dulu karena baunya menggoda iman.

Sebenernya jangankan cara ngebuatnya, bentuknya aja aku lupa (kentel atau cair). Tapi aku nggak boleh nyerah, dong. That was why aku berimajinasi: kayaknya saus siomay itu kentel, deh. Berarti cara masaknya tinggal ditaruh di panci yang udah panas. Nanti juga meleleh sendiri kayak mentega.

Dengan kesotoyan yang dahsyat, aku masukin sausnya (yang masih padat) ke panci.

Penasaran hasilnya?

Ekspektasi (sumber: youtube.com)

Realita

KOK GOSONG??!!!

Langkah kedua: Rebus telur.
Alah cetek ini mah. Tinggal masukin telur ke dalam panci isi air, nunggu sepuluh menit, jadi, deh.

E TAPI... SETELAH 10 MENIT...



Kok telurnya retak dan mbeleber gini, yak? Padahal sumpah belum aku sentuh sama sekali. 

Dan, pas aku berusaha ngehidangin telurnya dengan tampilan yang lebih classy, hasilnya...



Aku shock. Banget. Saking shock-nya, aku sampai lupa masak kentang. 

Akhirnya, untuk makan siang, aku makan pisang.


2

Walaupun siang itu aku gagal makan siomay, malamnya, host-dad-ku masakin saus pecel untuk makan malam keluarga. Yes, akhirnya!

Pas masak, host-dad-ku nanya, "Mau masak sebanyak apa?"

Kujawab, "Banyak aja. Nggak apa-apa. Enak, kok. Aku yakin kalian semua bakalan suka."

Host-dad-ku ngangguk, terus masukin banyak saus. "Oke."

Pas udah jadi, saus pecel itu jadinya setengah panci kecil. 

Host-dad-ku komentar lagi, "Kayaknya kebanyakan, deh."

Aku masih optimis. "Nggak apa-apa. Enak, kok. Pasti pada suka."



E TAPI, PAS MEREKA NYOBAIN, MEREKA NGGAK SUKA. 

Host-mom-ku komentar, "Ini... gimana ya ngomongnya... rasanya terlalu beragam. Manis, asam, pedas, asin, campur aduk. Ada rasa kacang juga, lagi. Buat kami, ini rasanya aneh."

"Yah, padahal udah masak banyak," kataku. "Terus yang makan siapa, dong?"

E MEREKA SEMUA NGELIATIN AKU.

Deg.

Deg.

Deg.

Aku nelen ludah. "O...ke."

Malam itu, aku mabok sambel pecel. 

3

Minggu ini, untuk pergi dan pulang sekolah, aku selalu naik bis.

Keuntungan naik bis:
1) Tepat waktu pake banget.
2) Bisa liat pemandangan sekitar.

Kerugian:
1) Lajunya cepat banget! Di jalan yang kecil dan sepi aja, lajunya 50km/h lebih! Jadi, kalau meleng dikit, siap-siap aja nyium tanah air orang lain.
2) JONES (jomlo ngenes)-KU KELIHATAN BANGET!!!!

Nggak tahu kenapa, tiap aku naik bis, pasti nggak ada yang mau duduk sama aku. Beneran ini mah. Kalau nggak percaya, nih, aku kasih foto-foto kesendirian selama di bis:

Adik ini (lingkaran merah) baru mau disuruh duduk di depanku pas udah aku suruh. Adik yang satunya (lingkaran biru) malah tetap nggak mau duduk walaupun udah dipaksa. 

Adik ini lebih milih berdiri daripada duduk di depan/samping aku. 

Adik ini lebih milih duduk umpel-umpelan bertiga daripada duduk di depan/sampingku.

YA TUHAN, WHY???

4


Aku merasa gendut. Selain karena nggak pernah olahraga, aku juga makan terus. Efek dingin, kali ya, jadinya laper mulu. Dan kegendutan itu jadi makin parah waktu suatu hari, host-mom-ku pulang dari supermarket sambil bawa...

COKELAT MILKA!

ENAK BANGET!

Sejak saat itu, aku keranjingan Milka. Tiap hari makan Milka. Tiap lapar ingat Milka. Tiap punya uang pasti beli Milka. Saking sukanya aku sama Milka, aku sampai ngelupain Indomie (maaf, Sayang, nanti kalau aku udah balik jadi anak kos di Indonesia, kita bakal bersama lagi).

Ini beberapa cokelat Milka yang udah aku makan beserta review-nya:


Oreo! Enak banget! Aku udah makan ini berapa kali, ya? Dua atau tiga gitu. Tapi agak terlalu manis, sih. Dan ada yang aneh waktu ngegigit bagian cookies-nya (yang hitam itu).


Milka Alpenmilch! Sorry to say, agak datar gitu rasanya :( kurang nendang.

Enak! Salah satu favorit aku. Renyah dan manisnya nyampur banget, nggak bikin enek.

5

Weekend kemarin, aku jalan-jalan ke Hamburg!






6

Apa kabar dengan sekolah?

Tadi pagi, jam pertama, aku ulangan mata pelajaran Musik. Kemarin malam belajar, sih, tapi nggak serius. Soalnya aku mikir:
1) Judul bab-nya aja nggak tahu, apalagi ilmunya.
2) Musik mah gampil. Ngarang dikit, joss!
3) Minggu lalu, aku ujian Seni. Aku bisa ngerjain dikit (baca: nulis semua pengetahuan yang ada di otak tanpa baca soal), jadi aku yakin aku bisa ngerjain ujian Musik juga dengan teknik itu. Apalagi musik kan termasuk seni.

E TERNYATA...

Pagi-pagi, pas aku baru datang dan masuk kelas, temen-temenku pada sibuk. Ada yang lagi belajar serius dari catatan setebel dosa (tebel banget parah), ada yang sibuk komat-kamit sendiri ngapalin sesuatu, dan ada yang lagi bikin sontekan (yeah, this also exists in Germany).

Aku, yang bahkan nggak tahu bab apa yang bakal diulanganin, kalang kabut, dong, ya. Panik luar biasa. Harus ngapain, nih? 

Belajar? Nggak mungkin.

Komat-kamit ngapalin? Lah ngapalin apa?

Bikin sontekan juga? Lah mau bikin sontekan apa kalau nggak bisa apa-apa?

Akhirnya, aku minjem rangkuman tentang sejarah blues pakai bahasa Jerman dari temen. Pas baca itu, sumpah aku mual. Rasanya aku kayak lagi ada di dunia antah-berantah.

Situasi ini ngingetin aku sama situasi ulangan bahasa Jawa pertamaku. Tapi it was great karena aku dibantu Hestu, Akbar, Taufiq, dan sebuah buku sakti mandraguna yang bernama pepak. Tapi ini? Mana ada pepak bahasa Jerman?

Singkat cerita, aku cuma ngisi ini di lembar jawaban:

Name : Nur Maharani
Klasse : 11-A.

Udah.

Comments

  1. Nice Story Rani, I'll try to keep up reading your story in Germany. I think it's meaningful and useful for my further studies. Good Luck!!!

    ReplyDelete
  2. Kak Rani bikin aku pingin cobain Milka😭 Anyway sebenernya aku ada temennya temen(?) yang mau ke Jerman dan aku berniat nitip Milka ke dia, tapi dia kayaknya nggak menerima titipan:") okay. Hanya bisa menelan ludah pasrah.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contact Me

About Me: The New Version

#1 Proses Novel "Inikah Rasanya Cinta"