Everybody Changes

So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
Everybody's changing and I don't feel the same

(Keane - Everybody's Changing)




Ini Keane bukan, sih?

Hei, selamat subuh. Kali ini mau posting pake lo-gue biar gaul (etdah). 

.
.

Sepenggal lirik yang gue (btw aneh ya) cantumkan di atas tadi adalah lirik dari lagu Everybody's Changing dari Keane. Sekedar info, lagu itu ada di track pertama album mereka yang berjudul Hope and Fears.

Pertama kali denger lagu ini... hmm... bagus, sih. Gue (masih aneh ya pake lo-gue) suka musiknya. 

Tapi, baru tadi siang gue ngedalamin lirik lagunya. 

.
.

Beberapa waktu yang lalu, gue ngobrol sama seseorang. Kami berdua bahas banyak hal. Mulai dari lomba-lomba, giveaway novel yang lagi gue adain (btw ikut ya, deadline-nya tanggal 23 Februari, kok), sampai game Line Cookie Run yang dia suka banget. Bahkan dia sampai download-in gue game itu. 

Terus, karena cuma dia yang belum pulang, akhirnya gue nanya, "Kok gak pulang?" 

Dia jawab pertanyaan gue sambil tetap asyik download Cookie Run. "Nanti ada ekskur ***." (sengaja disensor). 

"Oh, kamu ikutan juga?" Gue agak gak percaya soalnya gue juga ikut ekskur itu, tapi gak pernah ngelihat dia. 

"Iya." 

"Emang nanti ada pertemuan?" 

"Ada." 

Habis itu gue gak bahas apa-apa lagi. Dia (masih) asyik nge-download Cookie Run, dan gue ngelamun sambil bertanya-tanya dalam hati: kok gue gak dikasih tahu kalau ada pertemuan, ya? 

Hmm, belakangan ini, ekskur itu emang gak 'klop' lagi sama gue. Status (ceilah) gue dalam ekskur itu juga gak jelas. Gue adalah anggota, tapi bukan anggota juga -_- ngebingungin, ya? Iya. Emang.

Sebelumnya, mungkin pernah ada masalah antara gue sama mereka. Masalahnya sepele banget! Sumpah! Gue sendiri nganggap masalah itu kayak angin yang langsung berembus lagi begitu dateng, tapi, entah kenapa, mereka mungkin nganggap itu serius banget sampai gue gak pernah dihubungin lagi. 

Mungkin lho ya

.
.

Dan gue gak bisa menahan diri untuk gak flashback tentang waktu yang berlalu cepet banget. 

Tahun lalu, gue masih anak SMP yang lagi jaya-jayanya (bukan sombong lho, ya). Waktu itu gue sibuk banget belajar demi SMA favorit (proses belajarnya sendiri sangat gue nikmatin) ditemenin sama keluarga inti. Gue juga sibuk bercanda dan ketawa-ketiwi di kantin sampai bakso keluar dari diung (weeks) bareng Ratri, Dilla, Nia, Aulya, Wirind, dll. Gue juga sibuk ikut lomba serta organisasi, dan...

Waktu itu, gue sangat sibuk ngurusin ekskur yang sama dengan ekskur yang sekarang (mungkin) punya masalah sama gue. 

Waktu itu, gue gak tanggung-tanggung ngurusin ekskur itu. Gue bahkan rela pindah ekskur sendirian dari Marching Band (yang udah gue ikutin dengan serius sejak kelas 1) demi ekskur itu. Gue juga langsung ngambil jabatan (ceilah) yang cukup tinggi: ketua-nya. 

Di bawah pimpinan gue, tim (yang anggotanya cuma 7 orang), berhasil bikin 2 proyek dengan dibantu Pembina, Pak Fadli Herman dan Pak Navy. Proyek itu sederhana dan didukung dengan budget yang terbatas juga sehingga kualitasnya biasa. Tapi gue sangat bangga. 

Beberapa bulan kemudian, pas gue udah lulus, proyek itu dipakai sama adek-adek kelas gue untuk diikutkan lomba nasional. Tahu gak? Adek-adek gue di SMP menang. Mereka berhasil bawa emas dan uang tunai sebesar 9 juta untuk sekolah. Mereka juga dapat beasiswa dari kementrian. 

Semuanya karena proyek yang gue kerjain dan pimpin pas SMP. 

.
.

Tapi sekarang? 

Gue udah pakai seragam putih-biru di Solo sementara keluarga jauh di Sulawesi. Gak ada lagi 5 Ndeso yang bisa temenin gue ketawa sampai nyaris kencing di kantin. Gak ada lagi perebutan ranking 1 seperti yang sering terjadi pas SMP, karena gue udah tergeser ke ranking di bawah lima besar. Gak ada lagi lomba-lomba yang pasti gue ikutin karena semua lomba itu udah direbutin sama temen-temen seangkatan (persaingannya berat).

Gak ada lagi organisasi-organisasi seperti OSIS, KIR, dll yang gue ikutin karena gue gak punya waktu. Gue terlalu sibuk perbaikin nilai, les, dan ngurus promosi novel gue sebelum masa display-nya habis. Harapan gue cuma satu: ekskur. 

Tapi sekarang ekskur itu juga gak ada. Dulu gue memimpin, tapi sekarang gue cuma anggota yang gak dianggap. Yang (mungkin) cuma dipanggil kalau ada kerjaan remeh yang gak sempat mereka kerjain. 

Semuanya udah berubah. Terlalu cepat. Gue baru memejamkan mata, dan tiba-tiba apa yang gue lihat berganti. 

Gak apa-apa, sih. 

Gue cuma gak nyangka aja. Ternyata apa yang bisa membawa gue ke masa kejayaan (ceilah), ternyata bisa juga menjatuhkan gue. 



Comments

Popular posts from this blog

Contact Me

About Me: The New Version

#1 Proses Novel "Inikah Rasanya Cinta"