Minggu Kesebelas di Jerman (AFS Indonesia - Jerman 2016/2017)

Cantik, kan.

1

Udah nyeritain ini ke beberapa orang, tapi yaudahlah, ceritain lagi aja.

Jadi, beberapa hari yang lalu, AFS chapter Lüneburg ngadain acara nonton teater bareng. Judul teaternya 'Othello'.

Othello itu apa? Othello adalah salah satu karya Shakespeare yang (katanya) paling gampang dijadiin teater dan lumayan terkenal. Aku pribadi udah tahu dari dulu, sih, tapi nggak pernah bener-bener paham.

Tokoh-tokohnya siapa aja? Iago, Cassio, dll. Googling aja, dah.

Ceritanya gimana?

Nggak tahu.

SOALNYA AKU KETIDURAN.

.

Sebenernya, pas diajak nonton teater, aku kurang antusias gitu, sih. Soalnya (1) malam kemarinnya aku kurang tidur (jadinya ngantuk), dan (2) aku nggak punya baju formal. Bayangin, host sister-ku pakai backless dress hitam dari bahan satin, aku pakai kaus lengan panjang (pernah kupake tidur) dan stocking yang ngelapisin rok mini biru. 

Singkatnya, host sister-ku kayak princess, aku kayak potato.

Mana pas udah sampai teater, Marlis (pengurus AFS yang pernah kuceritain di postingan awal) ngasih komentar, lagi (beneran muji atau sarkasme? Nggak tahu), "Wow, Rani, du siehst sehr schick aus!" (Rani, kamu keliatan fancy banget!)

"....hehehehehehehe, Vielen Dank....." (dalam hati: as*)

Beberapa menit kemudian, setelah dikasih penjelasan sama pegawai berseragam jas formal, akhirnya teater dimulai. #AFSSquad dapat tempat duduk di jejeran paling atas. Aku duduk di tengah-tengah, di antara host sister-ku dan salah satu pengurus AFS senior (laki-laki, udah lumayan berumur, rambutnya klimis, dan pakai jas).

Pas tirai panggung dibuka, pengurus AFS itu sempat nanya ke aku, "Rani, bist du aufgeregt?" (Rani, kamu antusias, nggak?).

Supaya kelihatan seperti orang yang ngerti seni, aku ngangguk-ngangguk aja. "Natürlich!" 

Dalam hati, aku ngebatin, yak, aku harus antusias! Aku harus semangat! Walaupun nggak ngerti apa-apa dan seluruh dialognya dinyanyiin pakai bahasa Italia, tapi teaternya pasti tetep keren! Shakespeare gitu, lho! Othello, dude! Othello! Lagipula ada subtitle Jerman-nya juga, kan, walaupun pakai bahasa Jerman level tinggi.

Pokoknya, aku harus nonton full dua jam! Aku harus ngerti, aku harus keliatan keren!

.

Ya, itu ekspektasi. 

Kenyataannya? AKU UDAH NGANTUK PAS TEATER BARU MULAI SEPULUH MENIT.

Sepuluh menit, dude. Sepuluh menit! Mana ngantuknya bukan ngantuk yang nguap-nguap doang, tapi sampai mata berkunang-kunang dan berair. Kepala rasanya ringan banget.

Tapi aku tetep menguatkan diri, dong. Semangat, Ran! Teater ini pasti keren. Kamu bakalan rugi besar kalau nggak nonton. Kamu kuat, Ran! Kamu... pasti... bis--hoahm....

.

.

.

Habis itu, aku nggak inget apa-apa.

Tahu-tahu, dalam satu kedipan mata, teaternya selesai.

What the hell, Man! Aku ketiduran!

Aku baru bangun pas adegan teater baru aja selesai. Pas para pemain teater ngumpul di tengah panggung dan nunduk-nunduk selama lima menit (sebagai ucapan terima kasih ke penonton), semua penonton tepuk tangan. Bahkan ada yang bersiul dan standing applaus. 

Aku? 

Ikut tepuk tangan, dong.

Paling keras, malah.

Biar dikira nonton.

"Wie war das, Rani? Gefällt dir das?" tanya pengurus AFS senior yang duduk di sampingku. Dia nanya, "Teaternya gimana, Rani? Kamu suka, nggak?"

Waduh....

".....................(aku diem beberapa detik) ja! Es war wünderbar! Echt toll!" (Ya, keren banget!).

Ekspresiku

2

Tanggal 24 Desember kemarin itu hari yang sibuk banget. Selain karena orang-orang Jerman ngerayain Natal-nya tanggal 24 malam (bukan tanggal 25), host mother-ku juga ulang tahun. Jadi, mulai dari pagi sampai sore, kami ngerayain ulang tahun-nya host mom. Malamnya baru ngerayain Natal.

Nah.

Pas siang-siang setelah sarapan, kami ngumpul di ruang tengah untuk cerita sambil minum-minum (ada wine dan jus jeruk. Tebak aku minum yang mana?). 

Opa, sebagai kakek berumur 92 tahun yang masih gaul, ikut, dong. Tapi dia kelihatan bete. Dia nggak ngomong sama sekali, padahal biasanya dia yang paling cerewet. Ujung-ujungnya, dia ngomong ke aku, "Rani, kannst du bitte mir helfen? Ich möchte ein bisschen hinlegen." (Rani, tolong bantu, dong. Opa pengin tiduran di kamar tamu).

Opa emang udah nggak bisa jalan, jadi butuh bantuan.

Aku bales, "Genau!" (Iya).

Akhirnya, aku keluar sebentar dari pesta untuk ngebantuin Opa. Aku ngambilin dia alat bantu jalan  (rolator) yang diparkir di deket kamar mandi, terus aku ngebantuin dia sampai berhasil megang rolator.

Buat yang belum tahu: supaya rolator bisa jalan, kalian perlu narik tuas di bawah tempat pegangan tangan sambil megang pegangan (itu, lho, yang bentuk persegi panjang tapi sudut-sudutnya membulet, terus tengahnya lubang) (kok ribet banget, sih) (pokoknya mirip sama cara kerja troli bandara) (masih nggak ngerti? ya udah).

NAH.

Pas Opa udah berhasil sampai di rolator dan narik tuas di bawah tempat pegangan tangan,  EH, TANGANKU JUGA LAGI DI SANA.

JADI JARI TELUNJUKKU KEJEPIT. 

Astaghfirullahaladzim... sakit banget! Baru kali itu, deh, aku ngerasain sakit yang bener-bener sakit!

Opa ngomong, "Du bist nett, danke, Rani!"

Dalam keadaan jari masih kejepit, aku berusaha ngomong dengan sopan, "Opa, mein Zeigefinger, bitte!" (Opa, jari telunjukku!).

TAPI OPA, YANG SISTEM PENDENGARANNYA JUGA BERMASALAH, NGGAK DENGER! DIA MALAH TERUS NGOMONG, "Oh, danke dir, Rani! Blablablablabla...."

Sambil meringis, aku ngerasin suara, "Opa, bitte! Mein Finger!"

E BUJUBUNENG OPA MASIH GAK DENGER. 

Dengan asyiknya, Opa masih nyerocos, "Blablablablablabla...."

Sampai situ, aku ngerasa pengin nangis sambil nyumpah-nyumpah. Asli, sakit banget. Sampai kepala nyut-nyutan. Jariku juga udah mati rasa dan merah banget. Dikit aja terlambat, fatal, nih! Akhirnya,  dengan tenaga penuh, aku teriak, "OPA, ENTSCHULDIGUNG! MEIN FINGER, BITTE!"

"OH!" Opa kaget. "TUT MIR LEID!"

Ya Tuhan....... baru sadar dia......

Pas jariku udah lolos dari jebakan maut, mataku udah berair. Jariku juga kerasa kaku dan ada garis merah panjang gitu. Ada dorongan untuk ngeluarin bahasa binatang, tapi akhirnya aku masang senyum ikhlas sambil ngomong, "......................na, kein Problem." (dalam hati: AS*!)

3

Sebagai hadiah ulang tahun host mother, aku masakin..... kolak!

Orang jago masak mah gini. Masak kolak kelihatan kayak opor, masak opor kelihatan kayak air, masak air nguap semuanya.

4

Nulis apa ya, supaya blog-nya panjang? Pamer hadiah aja, gitu?

Jadi, pas Natal kemarin, aku dapet banyak banget hadiah. Tapi aku cuma pengin nulis dua doang biar nggak dikira sombong.

1) Dapet ini dari pacarnya host sister-ku. MILKA!

Walaupun pacarnya host sister-ku bukan anggota host family, tapi aku ngerasa dia kayak kakak laki-lakiku. Dia baik banget, ya Tuhan. Tiap dia punya cokelat, pasti dibagi ke aku. 

2) Dapet ini dari host mother! AAAA LOVE UDAH NGGAK TAHU PENGEN KOMENTAR APA!

Udah. Sibuk, nih.

Dadah.

Eh, bentar. Setelah ini aku pengin nulis tentang one day trip to Bremen selengkap-lengkapnya supaya bisa jadi referensi bagi orang-orang yang pengin ke Bremen. Nggak terlalu penting, sih, tapi dibaca ya? Baca atuh.