Shalat Berjamaah

Nggak. Ini bukan artikel ceramah agama, kok. 

.

Salah satu kewajiban seorang Muslim adalah shalat (you don't say). Dan sebagian besar shalat paling baik dilakukan berjamaah (dilakukan bersama-sama). Menurut guru agama, ustadz, ustadzah, dan lain-lain, shalat berjamaah bakal dapat 27x lipat pahala dari pahala shalat biasa. Kalau yang ikut shalat berjamaah ada 100 orang, kali deh 27 dengan 100. Banyak, kan?

Wajar. Shalat berjamaah emang punya segudang manfaat, TAPI DENGAN SYARAT:
(1) Ada imam (pemimpin), ada makmum (yang dipimpin).
(2) Menghadap kiblat (iyalah).
(3) Suci dan menutup aurat. 
(4) Sesuai waktu. 
(5) Melakukan rukun shalat, dll. 

Dan yang paling penting: 
(6) Makmumnya gak budek. 

.

Tadi siang, waktu lagi jalan ke joglo, aku ketemu Aliya dan Tika yang lagi duduk-duduk di depan mushola (mau shalat dzuhur). Mereka ngajak aku, jadi aku (sebagai Muslimah yang baik dan benar) setuju untuk ikut. Kami pun ngambil air wudhu, naik ke lantai dua mushola (tempat shalat buat cewek), pakai mukena pinjaman, dan gabung di saf (barisan orang-orang yang mau shalat). Kebetulan emang lagi ada yang shalat berjamaah, sih.

Aku di paling kiri, Aliya di tengah, dan Tika di samping kanan Aliya. 

Kami pun shalat dengan khusyuk (halah), sampai akhirnya... kami sujud sebelum tahiyat awal. Fyi, tahiyat awal adalah duduk sebentar sambil baca tahiyat.

Nah, pas sujud, ini rasanya lamaaaaaaaaa banget.

Khusyuk-ku langsung keganggu. Dalam hati, aku nanya, kok lama, ya? Ini imamnya menghayati banget sampai nangis-nangis atau aku yang gak denger "Allahu Akbar"? (tanda untuk ganti gerakan shalat).

Beberapa detik kemudian, aku ngelirik ke samping kanan. Aliya masih sujud. Berarti imam dan semua makmum emang masih sujud.

Oh, ini berarti emang imamnya yang menghayati sampai sujudnya lama banget. Subhanallah. Jangan-jangan, dia lagi berdoa? Kata orang-orang, kalau berdoa pas sujud, biasanya doanya dikabulin sama Allah, sih.

Aku sempat kagum (serius. iya, aku dodol). Tapi, 5 detik kemudian, kami semua masih tetap sujud. Gila men.

Ini sih do'anya kelamaanAtau jangan-jangan emang aku yang nggak denger "Allahu Akbar"? Jangan-jangan, sekarang imamnya udah bubar? 

Aku ngelirik ke samping kanan lagi, dan Aliya masih tetap sujud. Sebenarnya aku mau ngelirik Tika, tapi gak kelihatan karena kami dipisahin Aliya (halah). Aku juga pengen ngajak Aliya bicara, tapi shalatku entar batal (you don't say). Yah, gimana dong? Sumpah serba-salah banget. 

Setelah menunggu dengan sabar, sepuluh detik kemudian, akhirnya imam ngomong, "Allahu Akbar."

Aku lega. Akhirnyaaaaaa! 

Tapi ternyata, pas aku dan Aliya bangun dari sujud dan baru mau tahiyat awal, semua orang udah berdiri dan mulai rakaat ketiga -_-

Ya Tuhan.
Rasanya pengen masuk ke dalam tempat sampah aja deh saking malunya. Mana waktu itu yang shalat di belakang kami pada ngetawain pelan-pelan! Jadinya kan tambah gak konsentrasi -_-

.

Selesai shalat, kami langsung kabur secepet mungkin sambil saling nyalahin. 

Aku: "Bikin malu! Kok kamu masih sujud sih, Al? Aku kan jadi ikut-ikutan!" 
Aliya: "Lho, jangan salahin aku! Aku ngeliatin Tika! Tika juga masih sujud!" 
Tika: "Aku juga gak tahu! Suara imamnya pelan banget! Aku gak denger!" 
Aku: "Apalagi aku!"
Aliya: "Aku tadi mau berdiri dari sujud, tapi aku takut!" 
Aku: "Aku juga! Aku bahkan sampai mau ngajak kamu bicara di tengah shalat!" 
Aliya: "Dodol! Mana yang ngetawain kita banyak, lagi!"

Aku ngambil napas pelan, terus diem. Tauk ah.

Yang punya wewenang untuk nentuin shalat kita sah atau enggak itu emang cuma Allah, tapi kayaknya, shalat kami nggak sah, deh -_- apalagi aku sempat denger Aliya ngomong 'haaah' pas bangkit dari sujud (bener gak, Al?). 

Once again, tauk ah. 

Comments

Popular posts from this blog

Contact Me

About Me: The New Version

#1 Proses Novel "Inikah Rasanya Cinta"