Minggu Terakhir di Jerman (AFS Indonesia - Jerman 2016/2017)

Song of the Week:
Forget Jakarta, oleh Adhitia Sofyan

I forget Jakarta
And all the empty promises will fall
This time, I'm gone to where this journey ends

Movie of the Week:
I didn't watch any. Es tut mir leid.

View of the Week:
Tepi pantai Marina, tepat pukul 21.00; mit der Stimmung des Abends.




.
.

Udah dua minggu ini aku sering nanya ke orang-orang: kalau reinkarnasi betulan ada (atau lebih tepatnya: kalau kita bisa terlahir kembali), what will you be? 

Host mother-ku bilang, dia pengin jadi makhluk hidup yang tinggal di laut. 

Temenku, Juliane (yang sempat ngebantuin aku memerah susu sapi), bilang dia pengin jadi awan, penguin, atau panda.

Aku? Sebelumnya, aku pengin jadi penguin juga. Atau jadi ikan lumba-lumba. Tapi setelah jalan-jalan ke pantai Marina, (Ostsee), kayaknya pilihanku udah fix, deh. Aku pengin jadi kerang. Kalau bisa, sih, bukan kerang yang isinya masih ada (yang lembek-lembek itu, lho), sondern cangkang kerang yang patah sebagian. Warnanya putih, dan ujung-ujungnya bergelombang. 

Isn't it beautiful?

Ngomong-ngomong, Marina cantik.




Aku pergi ke sana bareng host mom dan dua host-sisters-ku. Kami berangkat pukul sepuluh pagi naik mobil. Sebenarnya kami berencana los jam sembilan, tapi host mother dan host sister-ku ketiduran. Mana setelah itu, kami kejebak macet, lagi (nggak separah di Indonesia, tapi tetap aja macet. Penyebabnya adalah G20 di Hamburg). Tapi aku nggak ngerasain apa-apa soalnya aku tidur nyenyak.

Di sana, ada banyak aktivitas yang kami lakukan. 

Pertama, tidur di atas pasir. Ini favoritku, nih! Pokoknya, kalau aku udah bisa beli rumah sendiri (aminkan, guys), aku bakal bikin kasur dari pasir. Letaknya di kamar yang nggak berdinding maupun beratap... alias di halaman rumah. Hehe. Biar bisa langsung kena angin dan sinar matahari. Adem.

Kedua, jongieren! Bahasa Inggrisnya, juggling. Bahasa Indonesianya, nggak tahu. Pokoknya jongieren adalah melempar-lemparkan tiga (atau empat) bola secara bersamaan ke atas, kayak di sirkus. Host mother-ku pernah tinggal di tempat sirkus dan pernah belajar jongieren, jadi bisa dibilang beliau udah profesional. Host sisters-ku belum bisa, tapi udah lumayan, lah. 

Aku? Aku bahkan baru pertama kali nyentuh bolanya.



Ketiga, camping! Kami sempat mampir ke supermarket, terus beli banyak makanan dan minuman. Mulai dari Milka, pudding, sampai cola! Waktu camping, kami sempat diskusi serius, sih, tentang was typisch Deutsch sind (hal-hal yang 'sangat' Jerman). Tapi tetap seru! 

Keempat, jalan-jalan di tepi pantai.

Dari dulu, aku suka banget sama pantai. Apalagi kalau sore menjelang senja (tapi bukan senjanya, ya! Pokoknya waktu suasana berubah jadi biru tenang, macam film Moonlight). Makanya, menjelang pukul setengah sepuluh malam, aku sibuk mondar-mandir di tepi pantai (masuk ke dalam air, tapi ketinggiannya cuma sampai mata kaki). Pantainya udah sepi, tapi aku cuek aja. Jadi aku sendirian, deh, mondar-mandir di tepi pantai. Kayak bebek.

Ngomong-ngomong, sebelum berangkat ke pantai, host mother-ku ngasih titipan hadiah perpisahan buat aku. Hadiah itu dari Dirk, sahabatnya host mother-ku yang lumayan dekat sama aku juga. Kami sering main musik bareng. Nah, hadiahnya adalah dua hal yang paling aku pengenin banget: 1) kalung deathly hallows dari Harry Potter, dan 2) CD Musik! Musiknya dimainin sendiri sama Dirk dan band-nya. Musiknya tentang apa? Aku juga nggak tahu, sih, mengingat lagunya dinyanyikan pakai bahasa Jerman 'tua' (jarang banget orang Jerman yang bisa bahasa Jerman tradisional itu). Tapi ada lagu yang bagus banget, sering dimainin sama host-mother-ku pakai flute. Judulnya man maatje.



AAAAA!

.

Minggu ini, aku sibuk banget!

Pertama, sibuk packing. Aku sempat ngirim paket ke Indonesia, tapi dibalikin! Gara-gara di dalamnya ada spray! Aku sampai stres banget, sumpah, soalnya ngirim paket itu nggak murah. Aku sampai curhat ke orang-orang! Tapi mau gimana lagi?

Dan karena itu, semua barangku harus masuk ke dalam koper. Aku nggak mau ngirim paket lagi!

Tapi, dua hari sebelum pulang, barang-barangku jadi bertambah banyak. Kayaknya barang-barang itu melipatgandakan diri sendiri, deh. Akhirnya, aku jadi stres banget. Emosi sendiri. Apalagi, di malam-malam terakhir di Jerman ini, aku sama sekali nggak bisa tidur (dan banyak pikiran).

Dan... puncaknya adalah... waktu aku lagi nimbang koper di kamar mandi bareng host mother, aku nggak sengaja nabrak rak, terus seisi rak jatuh. Termasuk barang yang terbuat dari kaca, sampai semuanya pecah. Iya, pecah.

Host mother-ku langsung ngomong, "Ist nicht schlimm." (Gak apa-apa) (baik banget, Ya Gusti)

Tapi aku telanjur stres banget. Rasanya kayak pengin meledak (atau pengin gila). Akhirnya aku... nangis. Terus jadi deg-degan sendiri. Aneh, pokoknya. Perasaan itu bahkan bertahan sampai pesta perpisahanku berlangsung! Aku selalu nangis setiap orang datang. Akhirnya, host mother-ku ngasih obat penenang. Hhhhh. 

Ngomong-ngomong, pesta perpisahanku seru banget. Walaupun banyak yang nggak bisa datang, tapi orang-orang terdekatku datang semua (kecuali temen-temen di sekolah). Aku dapat banyak hadiah, juga bunga (aku paling suka dikasih bunga, hehe). Tapi yang jadi favoritku adalah waktu Opa-ku, Ulrich, ngasih semacam kata sambutan gitu. Sweet banget, sumpah. Akhirnya... aku mewek lagi.



Hal sweet lainnya adalah waktu aku ngebuka hadiah dari host sisters-ku: bola untuk juggling!



Hal sweet lainnya adalah waktu aku ngomong sama temen-temen Flüchtlingern (pengungsi) yang kuundang juga. Ada Oyon! Ada Khodadad yang lagi berbunga-bunga (ea) (dia lagi deket sama cewek Jerman, namanya Antonia!), ada Jafar yang lagi seneng-senengnya latihan bahasa Inggris (ngomongnya lucu banget, sumpah. Campuran Jerman dan Inggris, tapi logat Afghanistan), dan ada Yahya! Mereka ngebawain aku bunga (dan cokelat) juga, hehe.






Ngomong-ngomong, aku sempat ketemu sama Oyon di pesta klub Flüchlingern. Di sana, kami banyak 1) ngobrol, dan 2) perang guling!



Sakit banget! Gegar nih kepala.

Aku dan Oyon juga sempat saling ngajarin bahasa ibu masing-masing. Aku ngajarin dia bahasa Indonesia, sementara dia ngajarin aku bahasa yang dipakai di Afghanistan. Salah satu kata yang kami pelajarin adalah verrückt. Alias crazy. Alias gila dalam bahasa Indonesia, dan diwane dalam bahasa Afghanistan. 

Nah. Tepat setelah saling ngajarin bahasa ibu masing-masing, aku ngegangguin dia masalah umur. Bukan karena apa-apa, sih. Iseng aja. Soalnya, para pengungsi itu umurnya gak selalu sama (i mean, tanggal di akta kelahiran beda dengan tanggal kelahiran asli).

"Wie alt bist du?" Aku nanya, sambil melotot bercanda (arti: umurmu berapa?)

"19."

"Das kann nicht sein!" (Nggak mungkin!)

"Warum denn?"

"Du siehts wie 20 aus!" (Kamu kelihatan kayak orang berusia dua puluh tahun!)

"Ich bin 19!" (Umurku 19!)

"Wirklich?" (Sumpe lo?)

"Ja!"

"Wie alt bist du eigentlich???! Du musst ehrlich sein!!!!"

Akhirnya, dia muak. Sambil ketawa ngakak, dia teriak, "DU BIST GILA!"

Du. Bist. GILA.

GILA.

HAHAHAHAHAHAHAHA.

.

Minggu ini, aku juga sibuk masak, termasuk masak martabak manis untuk anak-anak Waldkindergarten (kunjungan terakhir!)

Lagu favorit anak-anak Waldkindergarten

Mewarnai untuk yang terakhir kalinya; bikin tiga, tuh, sampai pegel. Satu buat aku, satu buat Kimmy, satu buat Charlotte.

Pada kunjugan terakhir itu, nggak ada banyak yang terjadi, mengingat nyaris semua anak udah liburan. Cuma ada Ellias, Kimmy, Allan, Klaus, dan Charlotte. Tapi kakaknya Charlotte datang juga! Namanya Helena, udah kelas tiga SD. Dia seru banget diajak ngomong! Kritis, pinter, dan aktif! Dia ngajak anak-anak TK lainnya bikin sirkus (ngakak banget sirkusnya, tapi keren!). Dan, usut punya usut, ternyata aku udah pernah ketemu dia waktu ngebantuin Anja ngajar olahraga di SD kota sebelah (lihat postingan sebelumnya)!

Kunjungan terakhir itu sedih banget, deh; gimana perasaan kalian kalau kalian tahu hari itu adalah hari terakhir kalian ngelihat seseorang?

.

Pada awal minggu ini, pas lagi nganterin aku ke Lüneburg naik mobil, host mother-ku cerita banyak tentang demo. Ngomong-ngomong, host mother-ku ini keren banget. Pertama, beliau bener-bener memprioritaskan kesehatan. Vegetarian, mengaplikasikan konsep Ayurveda, dan profesi beliau pun berhubungan dengan kesehatan (dulu beliau adalah penyembuh, sekarang adalah guru yoga. Beliau juga sempat ngambil Ausbildung sebagai Gärtnerin). 

Kedua, beliau adalah aktivis sejati! Waktu  masih muda dulu, beliau udah mengorganisir puluhan demo, terutama demo yang menolak keberadaan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Wendland, Jerman. Beliau sampai bosan masuk koran, katanya. 

Nah. Pada awal minggu ini, beliau cerita pengalamannya waktu demo di Hamburg weekend lalu. Demo G20, kalau nggak salah. Lupa.

"Kamu tahu, nggak, di demo itu aku ketemu siapa?" pancing Host mother.

Aku ngangkat bahu. "Ya nggak tahu, atuh."

"Ketemu Dieter (bukan nama sebenarnya)!"

".....Dieter siapa?"

"Temen lama!" Host mother berubah antusias. "Bayangin, dari sepuluh ribu pendemo lebih di Hamburg, aku ketemu dia! Tanpa sengaja, tanpa janjian!" 

"........wow."

Host mother-ku senyum. "It's amazing, how you just meet people."

.

Yes, it is. 

My 9-months-incredible journey brought me to all of them. My host family. My new friends. And the most important: my new experiences and goals; it was difficult, actually. But since the start, nobody said that it was going to be easy. Metafora roller coaster (atau bianglala) emang benar adanya, guys.

And.... this journey brought me to you, too! My readers!

Terima kasih banyak untuk kalian yang udah 'ikut sama aku' ke Jerman lewat blog ini, ya! Makasih buat Mama, yang suka protes kalau aku telat ngepos blog. Makasih buat Lentera Kinanti Nusantara (AFS - YES 2016/2017) yang selalu ada (ea). Makasih buat Bela (AFS Indonesia - Jerman 2016/2017), temen seperjuangan yang rempongnya naudzubillah; but, without you, this journey would lose its color.

Makasih buat group Hits Harvard Oxford, Kerecehan Lita, dan Ndeso yang grup Line-nya selalu sudi dikirimin link blog ini. Makasih buat Ratri, Fiona, Andreas, dan masih banyak lagi yang selalu siap dicurhatin (atau sekadar dikirimin memes di Instagram), and for being my support system number 1 (walaupun setiap curhat, pasti balasannya nggak mutu)!

Makasih buat kalian yang udah ngikutin blog ini, dari awal sampai akhir. Apalagi buat kalian yang kadang nge-email atau nge-DM. Aku nggak nyangka diary online ini bisa ngebawa aku sampai ke kalian, sumpah. I am grateful for that

Besok aku pulang, guys. Iya, besok pisan; dan ini dia postingan terakhir Minggu-Minggu di Jerman. 

Jadi... see you when I see you! Auf wiedersehen! Baik-baik di sana, ya, kalian....

Comments

  1. ehmm kaka, iam happy for you, aku udah kepoiin blog kaka kurang lebih 6 bulan ini, ketemu blog kaka pas searching tentang afs yes dan setelah kepoiin lebih dalam ternyata seru hehehehe, good luck ya ka, doain juga aku mudahan lancar seleksi nasional dijakarta nya yaa. aminn wkkk

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contact Me

About Me: The New Version

#1 Proses Novel "Inikah Rasanya Cinta"