Sebuah Tragedi

Postingan ini ditulis di atas kereta Lodaya Malam (Solo - Bandung). Sendirian. 

Packing adalah kegiatan nyepak-nyepak i (bahasanya gaul banget) barang seperti baju dan alat mandi sebelum kita pergi, traveling, dll ke dalam koper atau tas. Packing adalah kegiatan yang menurut banyak orang seru banget, tapi buat aku, sumpah malesi tenan. 

Tiap kali packing, aku hanya ngambil baju seadanya. Pokoknya yang ada di lipatan teratas lemari, langsung kulempar ke dalam tas tanpa dilipet lebih dulu.

Percaya atau enggak, pas kemah ke Kemuning setahun yang lalu, aku cuma bawa tas ransel satu dan ember (itu pun karena disuruh). Temen-temenku, yang kayak bawa seisi rumahnya, langsung pada heboh. 

"RAN, SERIUS KAMU CUMA BAWA ITU?" 

"RAN, KAMU BAWA BAJU BERAPA?!" 

Dan lain-lain. Pft. 

.

Aku juga punya satu sifat 'mematikan': Cenderung menyepelekan barang-barang lain tiap packing. Makanya, aku selalu ketinggalan sesuatu

Waktu kelas 9, di perkemahan Pramuka, aku jadi Ketua Regu. Sebelum kemah, aku parno, takut terjadi sesuatu karena lokasinya lumayan jauh (iya, kan aku yang jadi penanggung jawab temen-temen seregu-ku). Karena itu, aku mikirin barang-barang yang diperluin kelompokku (bukan barang pribadi). Aku mikir: 

1. Kalau tendanya gak bisa berdiri gimana? (bawa tali rafia banyak)

2. Ini kan musim hujan, gimana ya kalau tendanya bocor? (bawa lakban)

3. Eh kalau ada binatang melata gimana? (bawa garam) .

Aku sendiri baru packing barang-barang pribadi beberapa jam sebelum cus ke kemah. Parah, deh. Buru-buru banget pokoknya. Dan jelas aja aku ketinggalan sebuah barang penting yang umat manusia gak bisa hidup tanpanya: sikat gigi. 

LAILAHA ORANG GILA MANA SIH YANG BAWA LAKBAN, TALI RAFIA, DAN GARAM KE PERKEMAHAN, TAPI GAK BAWA SIKAT GIGI?! (Jawabannya: aku). 


.

Aku janji dalam hati kalau itu adalah kali terakhir aku gak bawa sikat gigi. But, kenyataan berkata lain karena aku malah ketinggalan sebuah barang yang lebih penting dari sikat gigi. 

.

Dua minggu yang lalu, tepatnya sehari sebelum UKK Fisika dan Bahasa Jawa, aku dan Aliya pergi ke Semarang (greget tenan). Kami ke sana karena mau ikut tes seleksi tahap 2 AFS (apa itu AFS? Googling ndiri ya). Di Semarang, kami nginep di sebuah kamar kos yang gak sederhana punya budeku. 

.

Nah, aku baru sempat packing itu H-1 jam sebelum pergi. AMSYONG PARAH BANGET POKOKNYA. Aku udah kayak orang kesurupan pas packing! Baju dilempar, berkas-berkas AFS ditumpuk gitu aja di kasur, dan lain-lain. 

Aku udah gak mikir apa-apa, deh! Pokoknya, yang penting: selesai! 

Habis itu, tepat jam 1, aku dan Aliya langsung pergi karena takut kemalaman. Kami berdua naik mobilku, disetirin sama Pak Rohmat (orang yang kerja di rumahku). Di jalan, kami happy-happy. Cerita sampai bibir dower, ngemil snack, dan lain-lain. Seru deh, pokoknya. Aku sama sekali gak punya firasat kalau ada barang penting yang ketinggalan. 

Barulah pas sampai di Semarang dan mau mandi, aku sadar: oh iya. Aku bawa pakaian dalam gak, ya

Dengan panik, aku nyari di dalam tas. Aku ubek-ubek semuanya sampai isinya tambah gak keruan sambil teriak ke Aliya, "DUH AL! AKU LUPA BAWA CD DAN KAWAN-KAWAN!

"Hah? Kok bisa? Cari lagi, gih!" 

Aku ngangguk dan kemudian nyari lagi. Tasku tambah kuubek-ubek sampai isinya tambah ancur. Lah kalau gak bawa piye no?! Ya masa gak pakai CD?! 

Setelah beberapa menit nyari, akhirnya aku nyerah dan memvonis sesuatu: "AKU BENERAN GAK BAWA CD!" 

Aku panik. Gak bawa baju lebih adalah hal biasa. Gak bawa odol, sampo, sabun, dkk juga biasa karena bisa minjem Aliya. Gak bawa handuk juga oke karena handuk bukan kebutuhan 'primer' (dan sumpah waktu itu aku lupa bawa handuk). TAPI GAK BAWA CD?

LAILAHA... aku dodol banget

"LHO? PIYE NO, RAN?!" tanya Aliya, ikutan panik. 

For your information, Aliya adalah panutan cewek Solo banget. Orangnya baik, sopan, dan gak neko-neko. Dia bahkan gak pernah ngomong 'asu' atau 'mbahmu', lho. Dan walaupun oktaf suaranya agak naik karena panik, suaranya tetap lemah lembut, gemulai, dan medok. Putri Solo banget lah, pokoknya. Makanya, aku gak nyangka waktu dia ngomong, "PINJEM CD-KU, PIYE?" 

.
.
.
.
.
.

..........*kemudian hening*

LAILAHA sedodol-dodolnya aku, lebih dodol Aliya. 

Comments

Popular posts from this blog

Contact Me

About Me: The New Version

#1 Proses Novel "Inikah Rasanya Cinta"